jelajahi kota hilang SUKABUMI
kota apa yang anda kenal di kawasan Jawa barat?
mayoritas penduduk negeri pasti menjawab Bandung karena ibu kota propinsi, atau Bogor sebagai kota terpesat kedua pembangunanya dan kota pendidikan konservasi alam.
mungkin sebagian lainnya menyebut Cianjur kota dingin dengan wisata Puncaknya, Karawang kota sejarah awal berdidirnya negeri, atau Tasikmalaya, Cirebon, bekasi dlll.
tapi pernahkah anda mendengar kota Sukabumi?
bagi para pencinta sinetron tahun 2000 awal, orang mengenal sukabumi sebagai kota kelahiran artis cantik Dessy ratnasari namun itu hanya segelintir orang saja. ketika saya berkunjung atau lebih tepatnya mennuntut ilmu di jawa bagian timur, teman-teman saya 60 persen tidak atau belum kenal kota kelahiran saya ini (Sukabumi). sehingga saya lebih sering mengenalkan diri “saya dari bandung”, hal itu saya katakan karena supaya menghemat energi untuk menjelaskan letak dimana kota kelahiran saya tadi (rasanya tidak mungkin setiap pergi kuliah sya bawa peta jawa barat ke kampus).
mayoritas penduduk negeri pasti menjawab Bandung karena ibu kota propinsi, atau Bogor sebagai kota terpesat kedua pembangunanya dan kota pendidikan konservasi alam.
mungkin sebagian lainnya menyebut Cianjur kota dingin dengan wisata Puncaknya, Karawang kota sejarah awal berdidirnya negeri, atau Tasikmalaya, Cirebon, bekasi dlll.
tapi pernahkah anda mendengar kota Sukabumi?
bagi para pencinta sinetron tahun 2000 awal, orang mengenal sukabumi sebagai kota kelahiran artis cantik Dessy ratnasari namun itu hanya segelintir orang saja. ketika saya berkunjung atau lebih tepatnya mennuntut ilmu di jawa bagian timur, teman-teman saya 60 persen tidak atau belum kenal kota kelahiran saya ini (Sukabumi). sehingga saya lebih sering mengenalkan diri “saya dari bandung”, hal itu saya katakan karena supaya menghemat energi untuk menjelaskan letak dimana kota kelahiran saya tadi (rasanya tidak mungkin setiap pergi kuliah sya bawa peta jawa barat ke kampus).
selain tidak terkenal sebagai kota sejarah atau kota pendidikan, jalur atau letak kota Sukabumi sendiri berada di pinggiran laut selatan. hal ini diperparah dengan kemacetan yang selalu menghantui kota ini, jalur dari bogor menuju sukabumi yang sejatinya bisa ditempuh deangan waktu 90 menit bila perjalan malam atau subuh, hari biasa bisa mencapai jangkauan 180 menit, luarr biasa!
maka tidak heran bila perekonomian sukabumi jauh tertinggal dibandingkan tetangga dekatnya Bogor dan Cianjur.
tapi apakah anda tahu bahwa sebenarnya alam sukabumi menyimpan pesona yang sangat luar biasa indahnya. Mari kita nikamati satu demi satu:
Jika ingin menikmati suasana pegunungan yang lebih kental, lanjutkan saja perjalanan ke Taman Wisata Alam Situ Gunung, bagian dari Taman Nasional Gede-Pangrango di Sukabumi. Letaknya sekitar 123 kilometer dari Jakarta, tepat sebelum Pos Polisi Sektor Cisaat, pelancong harus berbelok ke timur menuju kaki Gunung Gede-Pangrango. Jarak tempuh dari Cisaat ke Situ Gunung kira-kira 7 kilometer.
Situ Gunung yang terletak di Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, ini berada di ketinggian 950-1.150 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara 16-28 derajat celsius.
Berada di kawasan wisata seluas hampir 120 hektar, banyak yang ditawarkan dalam wisata alam Situ Gunung. Yang terasa begitu istimewa di kawasan ini tentu saja pemandangan alam berupa danau seluas 6 hektar, Situ Gunung. Keindahan makin lengkap dengan adanya air terjun yang disebut Curug Sawer. Jika mengunjungi obyek wisata ini, bukan hanya pemandangan indah yang ditawarkan, tetapi sekaligus rute tracking melewati membelah bukit dan pinggir danau.
Sambil berjalan menikmati keindahan alam pegunungan ini, pelancong bisa melihat dari dekat flora yang tumbuh di Situ Gunung, di antaranya puspa (Schima walichi), rasamala (Altingia exelsa), damar (Agathis loranthifolia), saninten (Castania argantea), gelam (Eugenia fastigiata), lemo (Litsea cubeba), dan harendong cai (Medinela speciosa). Jika beruntung, pelancong bisa melihat babi hutan, kijang, macan tutul, kera, surili, jaralang, trenggiling, ayam hutan, dan tekukur.
Gunung Gede terletak tidak terlalu jauh dari kota Jakarta maupun kota Bandung, sekitar 2,5 jam perjalanan dan bisa ditempuh baik dengan kendaraan umum (Bus) maupun kendaraan pribadi. Umumnya para pengunjung masuk dari pintu Cibodas, walaupun sebenarnya Gunung Gede memiliki beberapa alternatif pintu masuk seperti Gunung Putri, dan Selabintana (Sukabumi).
Berada dalam ruang lingkup Taman Nasional Gede Pangrango, taman nasional ini terbentang di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi, dengan ketinggian 1.000 – 3.000 Meter di atas Permukaan laut. Suhu rata-rata di puncak gunung Gede 18 °C dan di malam hari suhu puncak berkisar 5 °C dengan musim pendakian terbaik sekitar bulan Juni s/d September.
Selain bentang alam yang memukau, keunikan lain taman nasional Gede – Pangrango ialah kekayaan ekosistemnya. Dipenuhi oleh keanekaragaman tumbuhan langka & endemik, taman nasional ini juga dihuni oleh satwa langka yang sangat dilindungi seperti Owa & Elang Jawa, sehingga tak jarang para peneliti dunia datang ke tempat ini untuk melakukan penelitian.
Pantai ini tidak hanya menawarkankan keindahan pemandangan laut, tapi juga berbagai paket wisata, dari mulai wisata belanja, hingga yang menantang nyali anda seperti surfing dan arung gelombang. Beberapa lokasi wisata yang layak anda kunjungi antara lain tempat pelelangan ikan, tempat pertemuan antara para nelayan dan pembeli ikan segar. Namun jika anda ingin menikmati keindahan pemandangan laut, tidak sala juka anda mengunjungi pantai Citepus. Sedangkan goa lalay juga sangat layak untuk anda kunjungi karena di sini anda dapat menyaksikan jutaan kelelawar pemakan serangga yang serentak keluar pada sore hari.
Wilayah pesisir pantai selatan Sukabumi yang satu ini tidak hanya menawarkan keindahan pantai dengan gugusan batu karang di tengah laut, tapi juga pemandangan alam berupa rimba belantara, sungai Cikaso dan air terjun tiga lintasan. Di sini pun anda dapat menikmati wisata sejarah berupa break water peninggalan belanda. Namun jika anda ingin mendapatkan sesuatu yang berbeda, kunjungilah pantai Pangumbahan. Selain dapat menyaksikan hamparan pasir putihnya yang menawan, anda juga dapat melakukan pengamatan sekaligus menyaksikan penetasan penyu hijau.
Selain pemandangan laut, beberapa lokasi di Cisolok menawarkan ragam objek wisata, dari mulai wisata rohani, kolam air panas hingga surfing dan arung gelombang. Jika anda bersama keluarga hanya ingin menghabiskan waktu berlibur dengan hanya menikmati pemandangan laut, kunjungilah objek wisata rohani di mesjid wisata Cisolok. Lokasi ini sangat aman dan nyaman untuk mengasuh buah hati anda. Namun jika anda bosan dengan pemandangan laut, maka kunjungilah kolam pemandian air panas. Di sini anda juga dapat menyaksikan perimata khusus yaitu kera dan lutung yang bergelantungan di pohon-pohon di sekeliling lokasi pemandian air panas.
Air terjun dengan ketinggian hampir 80 meter ini terdiri dari 3 air terjun dan lebar tebingnya hampir 100 meter.
Berada di kampung Ciniti, kelurahan Cibitung, kecamatan Cibitung-Jampang Kulon. Untuk mencapainya selain berjalan kaki menyusuri pematang sawah, dapat juga menggunakan perahu motor.
Biasanya para tamu setelah melapor ke loket tiket masuk, disodorkan dua buah tiket Rp2.000, per orang, dan satu paket perahu motor Rp80 ribu untuk pergi pulang. Satu perahu berkapasitas maksimal 10 orang. Perahu motor tersebut akan menunggu para pengunjung selama tiga jam.
Setelah membayar tiket masuk, pengunjung langsung naik perahu yang sudah siap di bantaran sungai. Kemudian perahu langsung berjalan melewati sungai Cikaso selama lima menit lalu masuk ke anak sungai Cikaso yang dialiri air dari air terjun.
Kemudian pengunjung diturunkan di bantaran sungai dan masuk ke dalam area air terjun. Dari jauh sudah terdengar deburan limpahan air yang terjun dari ketinggian. Sebentar saja berjalan, terpampanglah lukisan alam nan cantik.
Air terjun Cikaso terbentang nan megah dengan deburan airnya yang berwarna putih melewati tiga buah air terjunnya. Dihiasi bebatuan besar di kiri dan kanannya serta pepohonan menambah keasrian alam curug ini. Masing-masing air terjun mempunyai nama masing. Yang kiri bernama Curug Asepan, tengah bernama Curug Meong dan kanan bernama Curug Aki.
Di sana sudah terdapat empat warung makan, sebuah warung suvenir yang menjajakan kaus-kaus bertuliskan dan bergambar Curug Cikaso serta dua buah toilet. Para pengunjung banyak yang asik berfoto ria sambil berenang atau sekedar main air sambil duduk di bebatuan. Tidak sedikit remaja yang berani berenang di pinggiran air terjun untuk sekedar mencapai batu-batu besar.
Sayang masih banyak, keindahan curug ini agak terganggu dengan banyaknya sampah-sampah yang terkumpul di pinggiran air terjun. Belum lagi sampah-sampah yang dibawa pengunjung di area sekitar warung-warung. Apalagi tidak nampak satu tempat sampah pun disediakan di sana.
Peringatan soal keamanan juga belum ada, hingga banyak pengunjung yang asyik berenang tanpa memikirkan keselamatan diri sendiri.
Padahal tumpahan air terjun ini, kabarnya membentuk jeram yang kuat dan dasar sungai mencapai kedalaman 30 meter. Mungkin sebaiknya diberi pembatas daerah aman di sekitar air terjun agar resiko kecelakaan bagi pengununjung dapat diminimalisir.
Curug Cikaso sebenarnya bernama Curug Ciniti, sesuai nama kampung wilayah tersebut, namun karena melewati aliran sungai Cikaso, maka masyarakat lebih banyak menyebutnya dengan nama Curug Cikaso.
Pengemasan wisata air terjun ini sangatlah menarik, mulai dari naik perahu sampai menikmati keindahan air terjunnya.
Tinggal bagaimana menjaga kebersihan dan kenyamanannya. Hal itu tidak hanya tanggung jawab pengelola dan pemda setempat tetapi juga diperlukan kesadaran para wisatawan yang datang, sehingga keindahan Air terjun ini dapat terjaga dan tetap lestari.
Tempat lain yang tak kalah menawan adalah Pondok Halimun, yang berjarak sekitar 5 kilometer arah barat laut Selabintana. Setelah melewati perkebunan teh yang menghijau di daerah Perbawati, wisatawan akan mendapatkan keteduhan di Pondok Halimun.
Di tempat wisata yang berada tak jauh dari gerbang masuk Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango ini, wisatawan akan mendapatkan tempat beristirahat yang amat teduh dan sepi. Ditemani aliran hulu Sungai Cipelang yang jernih, wisatawan bisa mendapatkan kesegaran.
Jika sedang beruntung, wisatawan bisa menyaksikan atraksi kawanan monyet jenis lutung dan surili di dekat pintu masuk taman nasional. Di Pondok Halimun, wisatawan sering menghabiskan waktu untuk makan bersama perbekalan dari rumah. Penduduk Sukabumi biasa menyebutnya dengan ngaliwet, menu makanan yang terdiri dari nasi liwet, ikan asin bakar, tahu atau tempe goreng, sambal, dan lalap.
Wisatawan juga bisa memesan kepada penduduk sekitar ketika berkunjung ke Pondok Halimun. Di Pondok Halimun, udaranya amat dingin sehingga tak sedikit yang senang menikmati jagung bakar.
0 comments:
Post a Comment